Silabus Kelas 5 SM-1 TM-5 SB-2

Contoh Silabus Kelas V (Lima) Semester I (Satu)
Tema 5 : Ekosistem, Sub Tema 2 Hubungan Antar Makhluk Hidup Dalam Ekosistem

Materi Pokok
• Proklamasi sebagai puncak semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
• Bersatu membangun bangsa.
• Semangat gotong-royong dan kekeluargaan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.

Sumber
• Buku Interaktif Tema 5 Globalisasi untuk SD/MI Kelas V Semester 1, Penerbit Intan Pariwara, 2021.
• Buku PG Tematik Tema 5 Globalisasi untuk SD/MI Kelas V Semester 1, Penerbit Intan Pariwara, 2021.

Contoh File Word

Download Contoh Silabus Kelas V (Lima) Semester I (Satu) Tema 5 : Ekosistem, Sub Tema 2 Hubungan Antar Makhluk Hidup Dalam Ekosistem

RPP Kelas 5 SM-1 TM-5 SB-2 (Uji Kinerja IPA dan Bahasa Indonesia)

Contoh RPP Kelas V (Lima) Semester I (Satu)
Tema 5 : Ekosistem, Sub Tema 2 Hubungan Antar Makhluk Hidup Dalam Ekosistem

Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati video tentang simbiosis, siswa dapat menganalisis fakta dan informasi tentang sismbiosis dengan benar
2. Setelah membaca teks bacaan pada bahan ajar, siswa dapat membandingkan simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, dan sismbiosis parasitisme dengan cermat
3. Melalaui kegiatan diskusi siswa dapat mendesain pamplet tentang sismbiosis mutualisme, komensalisme dan parasitisme dengan benar.
4. Setelah membaca teks non fiksi, melalui kegiatan diskusi siswa dapat menganalisis pokok pikiran dari teks non fiksi dengan benar.
5. Melalui penugasan, siswa dapat mengembangkan pokok pikiran teks non fiksi tentang salah satu contoh hubungan simbiosis kedalam tulisan dengan Bahasa sendiri dengan cermat.

Contoh File Word



Bahan Ajar Kelas 5 SM-1 TM-5 SB-2 (IPA dan Bahasa Indonesia)

Contoh Bahan Ajar Kelas V (Lima) Semester I (Satu)
Tema 5 : Ekosistem, Sub Tema 2 Hubungan Antar Makhluk Hidup Dalam Ekosistem

Kompetensi Inti
KI-1
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI-2
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
KI-3
Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
KI-4
Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

Contoh File Word:

ASA KEHIDUPAN

ASA KEHIDUPAN
Senandung mentari pagi bernyanyi
Mengawali langkah untuk hari ini
Dalam sejuta angan mimpi-mimpi
Demi masa depan yang dinanti

Banyak cerita tentang duniawi
Antar disayangi atau dibenci
Antar ditemani atau dimusuhi
Antar didekati ataupun dijauhi

Berbagai macam nada suara
Menghiasi jejak untuk melangkah
Untuk tegar dalam tatap mata
Diatas sayup lelah tentang asa

Inilah kehidupan tentang caci maki
Yang tak selalu bisa dimengerti
Adakah orang yang masih peduli
Terhadap sesama sebagai insani

Realita kehidupan semoga tak menjadi luka
Untuk yang terus berusaha dalam melangkah
Menggapai semua asa untuk dirinya
Hingga tak ada luka yang memerah

Perjalanan akan waktu yang terus berulang
Akan membuat semua nada sumbang
Terdiam melihat kebahagian masa depan
Tentang asa yang telah kau dapatkan








SEKILAS TENTANG PULAU SUMATERA

Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau yang terletak di Wilayah Bagian Barat Indonesia Pulau Sumatera terdiri dari 10 Provinsi yaitu Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Riau Kepulauan Riau Jambi Bengkulu dan Kepulauan Bangka Belitung memiliki luas sekitar 473.481 km2 dan merupakan pulau terbesar keenam di dunia. Penduduk Pulau Sumatera pada sensus tahun 2018 berjumlah sekitar 57.940.351 jiwa.

Pada awalnya di Sumatera hanya ada satu provinsi yaitu Provinsi Sumatera pada masa Orde Lama tahun 1955 telah dimekarkan menjadi 3 provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara Provinsi, Sumatera Tengah dan Provinsi Sumatera Selatan.


Pada tahun 1956 Provinsi Aceh dimekarkan dari Provinsi Sumatera Utara. Kemudian pada tahun 1958 Provinsi Sumatera Tengah dimekarkan menjadi 3 provinsi yaitu Provinsi Jambi, Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat. Pada tahun 1964 Provinsi Lampung dimekarkan dari Provinsi Sumatera Selatan, selanjutnya pada masa Orde Baru tahun 1967 Provinsi Bengkulu dimekarkan dari Provinsi Sumatera Selatan dan yang terakhir yaitu pada Masa Reformasi sampai sekarang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dimekarkan dari Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2000 dan Provinsi Kepulauan Riau dimekarkan dari provinsi Riau pada tahun 2002, sehingga sampai saat ini terdapat 10 provinsi di Sumatera. (sumber: https://www.youtube.com/watch?v=lIp3DR8XnIU).


ASAL USUL NAMA SUMATERA
Berdasarkan catatan sepanjang sejarah Pulau Sumatera ternyata pernah menyatakan banyak nama diantaranya adalah Andalas, Indalas, Percha, Chin Chou, Swarnadwipa, Swarnabhumi, Serendip, Taprobana, Samatra dan lain-lain. Awalnya penduduk asli Pulau Sumatera tidak mengenal nama Sumatera. Nama Sumatera sendiri justru disebabkan oleh para pendatang dan pedagang asing yang datang untuk mencari emas, kemenyan dan kapur barus yang saat itu memang hanya terdapat di pulau Sumatera.

William Marsden seorang Gubernur Jenderal Inggris yang pernah berkuasa pada abad ke-19 berpendapat bahwa Indalas atau Andalas sangat mirip dengan nama Andalusia yang berada di wilayah Spanyol, sedangkan kata Percha berasal dari bahasa Melayu yang berarti potongan atau robekan. Marsden memandang Percha sebagai satu kata yang cukup ganjil pada saat itu karena mengingatkan pada robek-robek kain. Namun di sisi lain kata tersebut juga terbilang masuk akal jika mengacu pada gugus-gugus pulau di sisi Timur Sumatera. Gugus-gugus pulau tersebut sesuai dengan definisi kata Percha yaitu pulau yang terpotong-potong.

Pendeta I-Tsing dari Cina yang menetap di Sriwijaya Provinsi Sumatera Selatan saat ini, pada abad ke-7 menyebut Pulau Sumatera dengan nama Chin Chou yang berarti Negeri Emas, sedangkan dalam bahasa Sansekerta, Pulau Sumatera ini disebut Swarnadwipa dan Swarnabhumi yang juga berarti Negeri Emas. Istilah Swarnadwipa dan Swarnabhumi juga digunakan di banyak naskah-naskah India kuno. Dalam naskah-naskah itu diceritakan bahwa pelaut-pelaut India pernah menyeberang Teluk Bengala dan menuju Swarnabhumi. Sedangkan para Musafir Arab menyebut Sumatera dengan nama Serendip, konon kata tersebut merupakan penyalinan dari Swarnadwipa yang ditulis oleh Abu Raihan Al-Biruni ahli geografi Persia yang pernah mengunjungi Kerajaan Sriwijaya pada tahun 1030 Masehi.

Di kalangan bangsa Yunani Purba, Pulau Sumatera dikenal dengan nama Taprobana, kata ini pertama-tama dipopulerkan oleh Claudios Ptolemaios ahli geografi pada abad ke-2 Masehi tepatnya pada tahun 165. Nama tersebut digunakan oleh Ptolemaios untuk mengurai daerah Asia Tenggara dalam bukunya yang berjudul Geographike Hyphegesis. Ia menulis bahwa Kulon terletak di Negeri Barongsai, diperkirakan negeri yang dimaksud adalah barus di pantai barat Sumatera, yang sejak zaman purba memang terkenal sebagai daerah penghasil kapur barus.

Kemunculan nama Sumatera cuma baru terjadi pada abad ke-13 dan 14, nama ini konon berasal dari kata Samudra Pasai sebuah nama kerajaan yang juga dikenal dengan nama Samudra Darussalam, kerajaan ini terletak di pesisir pantai utara Sumatera. Sejak abad ke-15 para pedagang Eropa menyebut nama kerajaan tersebut untuk menyebutkan nama keseluruhan pulau.

Peralihan nama Samudra menjadi Sumatera berawal dari kisah kelahiran Odorico Da Pordenone pada tahun 1318, dalam catatan pelayarannya ia menyebutkan bahwa mereka telah berlayar ke timur dari Koromandel India menuju Kerajaan Sumoltra selama 20 hari. Sementara dalam kitab Rihlah Ila Al Masyriq yang ditulis oleh penjelajah muslim bernama Ibnu Batutah pada tahun 1345 masehi, pulau ini dinamakan Samatra. Ia menceritakan bahwa pernah singgah di Kerajaan Samatra. Keterangan Ibnu Batutah kemudian dijadikan rujukan oleh Ibnu Majid dalam membuat peta daerah sekitar Samudra Hindia, dalam peta tersebut pulau Sumatera ditulis Samatra.

Seiring waktu saat peta buatan Ibnu Majid itu disalin ulang kata Samatra muncul kembali namun dalam istilah yang berbeda-beda. Sebut saja dalam peta Rotairo yang dibuat pada tahun 1498 kata Samatra berubah bunyi menjadi Camatarra, kemudian pada tahun 1501 nama Camatarra berubah menjadi Samatara. Selanjutnya banyak musafir menulis Samatara dalam istilah yang berbeda-beda mulai dari Samotera, Samotra, Zamatra maupun Zamatora. Barulah pada abad ke-16 sejak Jan Huygen Van Linschoten dan Sir Francis Drake menulis kata Sumatera dan terus konsisten dalam tulisan-tulisan mereka, nama Sumatera tak pernah lagi berubah dan terus dipergunakan hingga saat ini. (sumber: https://www.youtube.com/watch?v=84UF2ON8248)

MAKALAH MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINEKA TUNGGAL IKA

MAKALAH MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINEKA TUNGGAL IKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu negara bangsa membutuhkan persatuan untuk bangsanya yang dinamakan integrasi nasional dikatakan bahwa sebuah negara bangsa yang mampu membangun integrasi nasionalnya dalam memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa-bangsa yang ada di dalamnya. Integrasi nasional merupakan salah satu tolak ukur persatuan dan kesatuan bangsa. Indonesia sebagai sebuah negara dalam realitasnya terpisah pada beberapa bagian dan tingkatan, dari segi geografis dipisahkan oleh lautan dengan berates-ratus pulau besar dan beribu-ribu pulau kecil.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah sesuai dengan judul makalah, sebagai berikut:
1. Apa pengertian integrasi nasional?
2. Apa saja syarat integrasi?
3. Apa saja faktor-faktor pembentuk integrasi nasional?
4. Bagaimana tantangan dalam menjaga keutuhan NKRI?
5. Bagaimana peran serta warga negara dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi Nasional

Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “integrasi” dan “nasional”. Integrasi berasal dari bahasa Inggris, integrate, artinya menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Menurut Howard Wriggins, integrasi bangsa berarti penyatuan bagian yang berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan bangsa. Menurut Myron Weiner, integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional. Integrasi biasanya mengandalkan adanya satu masyarakat yang secara etnis majemuk dan setiap kelompok masyarakat memiliki bahasa dan sifat-sifat kebudayaan yang berbeda.

B. Syarat Integrasi
Syarat keberhasilan suatu integrasi di suatu negara adalah sebagai berikut:
1. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan antara satu dan lainnya.
2. Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
3. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses integrasi sosial.

C. Faktor-faktor Pembentuk Integrasi Nasional
Masyarakat plural merupakan “belati” bermata ganda di mana pluralitas sebagai rahmat dan sebagai ancaman. Pemahaman pluralitas sebagai rahmat adalah keberanian untuk menerima perbedaan. Menerima perbedaan bukan hanya dengan kompetensi keterampilan, melainkan lebih banyak terkait dengan persepsi dan sikap sesuai dengan realitas kehidupan yang menyeluruh. Dengan demikian, kita perlu memahami dan mengetahui faktor-faktor pembentuk integrasi nasional, baik faktor pembentuk maupun faktor penghambat integrasi nasional. Berikut ini faktor-faktor tersebut.
1. Faktor Pembentuk Integrasi Nasional
2. Faktor Penghambat Integrasi Nasional

D. Tantangan dalam Menjaga Keutuhan NKRI
Fenomena global masih mengetengahkan penguatan nilai-nilai universal yakni demokrasi dan hak asasi manusia. Bersamaan dengan itu isu lingkungan hidup dan dampak pemanasan global memunculkan persoalan serius yang memerlukan respons secara internasional. Pemanasan global telah berdampak terhadap perubahan musim yang tidak menentu yang mengancam kehidupan manusia dalam bentuk ancaman kelaparan, wabah penyakit, dan bencana alam yang berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi dan keamanan. Peta keamanan global menempatkan terorisme menjadi ancaman global. Penggunaan kekuatan militer oleh suatu negara ke wilayah negara lain mengancam kedaulatan dan kehormatan suatu negara berdaulat. Masalah perbatasan juga merupakan sumber utama potensi konflik antarnegara di kawasan Asia Pasifik, termasuk Asia Tenggara.

E. Peran Serta Warga Negara dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
1. Kesadaran Warga Negara
2. Bela Negara
3. Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran


DAFTAR PUSTAKA



Data diatas merupakan sebagian dari isi makalah, untuk donwload makalah lengkap format Microsoft Word silahkan download pada link dibawah ini:

PENGARUH BAHASA JERMAN SEBAGAI WADAH GLOBALISASI GENERASI MILENIAL

PENGARUH BAHASA JERMAN SEBAGAI WADAH GLOBALISASI GENERASI MILENIAL
Bahasa berperan sebagai suatu alat komunikasi, alat adaptasi sosial dan alat integrasi sosial yang digunakan oleh manusia yang dipakai dalam kegiatan sehari-hari dan menjadi bagian vital dari kegiatan interaksi manusia. Bahasa dalam kehidupan merupaka salah satu komponen penting yang menjadi tonggak utama dalam berkomunikasi baik di nasional maupun dunia internasional Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada oranglain, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini sejalan dengan pemikiran para ahli bahwa bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh manusia. Bahasa dipergunakan pada sebagian besar aktivitas manusia, tanpa bahasa manusia tidak dapat mengungkapkan perasaannnya, menyampaikan keinginan, memberikan saran dan pendapat, bahkan sampai tingkat pemikiran seseorang yang berkaitan dengan bahasa. Semakin tinggi penguasaan bahasa seseorang, semakin baik pula penggunaaan bahasa dalam berkomunikasi.

Globalisasi adalah proses intergrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek kebudayaan lainya. Globalisasi yaitu perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia (Theodore Levitte: 1985). Dimana globalisasi juga diartikan sebagai sebuah proses yang menempatkan masyarakat dunia dapat menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, teknologi maupun lingkungan. Dalam proses globalisasi terhadap pengunaan Bahasa asing, generasi muda atau yang sering disama artikan sebagai generasi milenial memiliki peran penting sebagai agen dan penyerapan kebudayaan dari negeri sebrang. Salah satu nya pengunaan Bahasa jerman yang tidak kalah populer dan menarik untuk dipelajari. dengan kemahiran berbahasa Jerman bisa membuka peluang dan manfaat yang tidak terbatas. Belajar bahasa Jerman berarti memperoleh kemampuan yang dapat meningkatkan kualitas hidup profesional dan pribadi terutama untuk para anak muda.

Pengaruh bahasa asing terhadap bahasa nasional menjadi kan peluang untuk mengembangkan dan meningkatkan bahasa penerima menjadi bahasa modern serta mampu untuk berekspresi di berbagai bidang. Hal ini dilakukan agar sumber daya manusia dapat berpartisipasi dalam globalisasi dunia. Kemampuan bahasa asing semacam ini tentunya akan menjadi faktor jembatan bagi keberhasilan generasi muda khususnya dalam bidang akademik dan kerja, karena untuk dapat bertahan dan menjadi Indonesia yang lebih maju, bahasa asing harus diperkenalkan dan dipelajari agar tidak ada gap dengan negara lain yang bisa menguasai bahasa asing. Belajar Bahasa asing terutama jerman tidak berarti melepaskan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa ibu, namun untuk mampu bersaing di kancah internasional, mampu menguasai lebih dari satu Bahasa sangat diperlukan mengingat Bahasa merupakan perantara komunikasi dan informasi dalamsegala aspek kegiatan. Zaman sekarang, hanya bisa menggunakan satu bahasa saja sangatlah sulit untuk bisa masuk dalam global competition. Apalagi posisi negara kita yaitu sebagai negara berkembang yang masih memerlukan bantuan dan kontribusi dari negara lain khususnya negara maju


LANTAS BAGAIMANA PERAN BAHASA JERMAN DI INDONESIA?
Globalisasi tentunya merupakan sebuah tantangan baru bagi masyarakat Indonesia, menjadi satu dari banyak nya bagian dari agen globalisasi merupakan salah satu wujud dari memajukan bangsa untuk dunia yang lebih luas lagi. Globalisasi seolah membuat dunia tidak ada batas lagi, begitu banyak pintu dan jembatan terbuka dan terbentang luas. peluang untuk berkomunikasi dengan masyarakat luar pun semakin terbuka lebar. Bahasa jerman mungkin tidak sepopuler Bahasa inggris namun nyatanya jerman menduduki tingkat yang cukup tinggi untuk dipelajari (Literasi Nusantara).

Eksistensi Bahasa di dunia pendidikan belakangan ini menjadi sorotan, pemahaman Bahasa asing terhadap penerus generasi sering mejadi perbincangan. Pemahaman dan kemahiran pengunaan Bahasa asing di kalangan generasi muda adalah salah satu tujuan pemerintah terhadap generasi milenial yang dengan ini diharapkan generasi milenial mampu untuk mengembangkan skill pada diri sendiri, menambah wawasan dengan keberagaman mempelajari Bahasa lain dan hal lainnya yang menunjang pada peningkatan kualitas diri masyarakat.

Bahasa jerman juga merupakan Bahasa internasional yang banyak dipelajarioleh sebab itu tak heran banyak nya minat generasi muda meningkat dan sebanding dengan peminat belajar Bahasa lain nya seperti inggris. Pengaruh Bahasa jerman dapat dilihat dari kedudukan kuat negara jerman di eropa baik di Indonesia, disisi lain bangsa Indonesia memiliki hubungan yang sudah berlangsung sejak lama dengan bangsa jerman. semangat dan antusiasme untuk belajar bahasa Jerman kembali muncul, antara lain disebabkan semakin banyak pihak yang sadar bahwa bahasa merupakan kunci menuju sukses dalam dunia yang semakin mengglobal. Bahasa Jerman standar atau baku dikenal sebagai Hochdeutsch (hoch = tinggi, Deutsch = bahasa Jerman). Bahasa Jerman standar ini diajarkan di sekolah maupun di tempat kursus bahasa.

Pada Juni 2012, Komisi Eropa menerbitkan sebuah laporan tentang bahasa yang paling banyak digunakan sebagai bahasa ibu di seluruh eropa:
- Bahasa Jerman (16%)
- Bahasa Italia (13%)
- Bahasa Inggris (13%)
- Bahasa Prancis (12%)
- Bahasa Spanyol (8%)
- Bahasa Polandia (8%)

Ini mungkin mengejutkan, tetapi nyatanya Jerman adalah bahasa resmi di Austria, Luksemburg, Liechtenstein dan Swiss, serta provinsi Bolzano Italia. Bahasa jerman menempati kedudukan kuat dalam pengentahuan dan sastra. Jerman sebagai Bahasa pengentahuan dan teknologi memainkan peran penting dalam penelitian dan pendidikan. Dalam jaringan kerja sama nasional dan internasional dan lintas disiplin di tingkat global masih banyak digunakan hal ini membuka wawasan intelektual. Beberapa sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia menjadikan Bahasa jerman sebagai mata pelajaran Bahasa asing di kelas lintas minat. Hal ini merupakan wujud nyata Indonesia untuk menjadikan generasi emas bangsa lebih unggul dan siap berkompetisi di dunia internasional mengingat semakin konsen nya Indonesia untuk menyiapkan diri masuk ke era industri 4.0 yang serba canggih. Semakin maju kedepan sebuah negara maka akan akan semakin ketat persaingan yang terjadi. Saat ini bukan hanya pengunaan teknologi saja yang penting untuk dipahami, menguasai Bahasa asing dapat memberikan keuntungan untuk memahami budaya dari negara lain, hal tersebut memudahkan seseorang untuk terhubung di dunia yang luas dan bersaing dalam era revolusi industri 4.0.

Dilihat dari sudut pandang pendidikan, berkembangnya bahasa Jerman di Indonesia juga karena pengaruh ketertarikan negara Jerman untuk mengembangkan bahasanya di Indonesia. Komitmen Jerman untuk mengembangkan bahasa Jerman di Indonesia diwujudkan dengan mendirikan lembaga bahasa Jerman yang dikenal sebagai Goethe Institut. Selain itu pemerintah Jerman juga memperkuat kerja samanya dengan Indonesia, terutama di dalam bidang pendidikan, dengan mendirikan lembaga DAAD (Deutscher Akademischer Austausch-Dient) yang berada di Jakarta.

Pemberian beasiswa terhadap mahasiswa Indonesia yang berprestasi dilakukan secara rutin setiap tahun oleh DAAD. Komitmen DAAD untuk mengembangkan bahasa Jerman ini dilakukan dengan memberikan pembekalan berbahasa Jerman bagi setiap Stipendiat (sebutan untuk penerima beasiswa) yang akan belajar di universitas di Jerman. Ketika siswa membayangkan belajar di luar negeri, kemungkinan sebuah visi romantis Perancis, Spanyol, atau Italia muncul di benak, dan untuk alasan yang baik. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Jerman telah mendapatkan popularitas sebagai salah satu tujuan studi top di luar negeri. Sebagian berkat prestise dunianya dan penduduknya yang berpikiran terbuka dan ramah, Jerman menuntut pertimbangan serius ketika memutuskan pengalaman studi internasional ideal. Jerman merupakan salah satu negara yang memiliki kualitas pendidikan yang diakui dunia. Berdasarkan data, saat ini terdapat lebih dari 390 universitas negeri yang diakui oleh dunia dan tersebar di lebih dari 170 tempat di Jerman. Kualitas pendidikan di Jerman tidak perlu dipertanyakan lagi karena sebagaimana kita ketahui Jerman merupakan rumah dari penemu, penyair, dan pemikir ternama di dunia. Maka sangat tak heran mengapa pengaruh Bahasa jerman di Indonesia setiap nya tahun nya mengalami peningkat kan terumata pada generasi milenial. Mahir dalam Bahasa jerman memberikan peluang yang menggiurkan dilihat dari sisi mana pun.

BAGAIMANA IMPLEMENTASI BAHASA JERMAN PADA GENERASI MILENIAL?
Penyelenggaraan pembelajaran bahasa Asing di Indonesia merupakan upaya bagi bangsa Indonesia untuk bisa menyerap dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia, sekaligus jalan untuk bisa masuk ke dalam masyarakat global Dalam kurikulum 2013 ini, ada perubahan dalam Standar Nasional Pendidikan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 yang menetapkan Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah. dijelaskan tentang kelompok Peminatan, yakni Peminatan Akademik, Peminatan Kejuruan, Lintas Minat, dan Pendalaman Minat. Peminatan pada SMA/MA ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik dalam kelompok mata pelajaran keilmuan. Berkaitan dengan penyelenggaraan pembelajaran bahasa Jerman, sekolah mengadakan kelas peminatan Ilmu Budaya dan Bahasa atau pun kelas Lintas Minat sesuai dengan Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014. Adapun tujuan pembelajaran dan implementasi sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Jerman, yaitu siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa Jerman dalam kehidupan sehari-hari dengan menguasai empat keterampilan Bahasa. Di era global bahasa sangat penting artinya bagi kehidupan seluruh manusia terutama bahasa asing. Dengan menguasai bahasa asing manusia dapat menembus batas dunia sehingga manusia dapat mengetahui apa yang terjadi dan apa yang terdapat di seluruh dunia. Apalagi hal tersebut kini ditunjang oleh teknologi yang sangat modern, batas ruang dan waktupun tidak ada lagi. Jika seseorang di suatu negara ingin berkomunikasi dengan orang lain di negara lain dengan memanfaatkan internet ataupun telepon dalam waktu yang sama komunikasi itupun dapat terjadi.

Proses pembelajaran atau proses belajar mengajar ditandai dengan hadirnya siswa atar mahasiswa dan guru atau dosen. Dalam proses pembelajaran dituntut adanya interaksi yanl bermacam-macam, yaitu interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru siswa dengan siswa dan sebagainya. Dalam Suparlan (2008: 77) IJbben dan Hughes mengatakan bahwa proses pembelajarar dibedakan menjadi tiga kategori dasar yaitu lecture presentation or demonstration, discussion, laboratory actiaities: (a) group or indiaidual, (b) independent study. bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung pengajar harus menerapkan berbagai macam metode pembelajaran agar tercipta berbaga; kegiatan yang harus dialami oleh pembelajar baik secara kelompok maupun individual. Di samping guru dituntut untuk menciptakan interaksi yang bervariasi, guru juga dituntur untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif, agar siswa dapat dengan lebih mudat memahami materi yang diberikan dan tidak merasa bosan dalam belajar. Oleh sebab itu kebanyakan guru telah menerapkan berbagai media pembelajaran, baik media visual audi dan permainan. Dengan menggunakan media dalam proses pembelajaran siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan oleh guru. Kemudian dengan permainan guru dapat memfasilitasi siswa agar bisa aktif sehingga semua siswa dapat terlibat dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya dalam implementasi program Partner Schule-nya (PASCH). Program ini merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah Jerman dengan sekolah-sekolah di seluruh dunia yang menyelenggarakan pembelajaran bahasa Jerman. Sekolah yang terpilih akan memperoleh bantuan berupa pengembangan sumber daya manusia berupa pelatihan bagi guru bahasa Jerman di Jerman, perangkat pembelajaran, hingga pengiriman siswa berprestasi ke Jerman. PASCH hanyalah salah satu contoh. Hal serupa – meski dalam bentuk lain – juga dilakukan oleh negaranegara barat lainnya. Tujuan yang ingin “ditembak” oleh pemerintah Jerman merupakan tujuan jangka panjang. Ini merupakan bagian dari strategi diplomasi yang bersifat lunak. Peserta didik yang sekarang belajar bahasa Jerman di SMA kelak akan menjadi pemimpin di Indonesia, setidaknya akan menjadi kelas menengah dan kelas atas. Mereka diharapkan akan memiliki orientasi ke Jerman, seperti kuliah di Jerman, membeli produk-produk Jerman, membuka investasi untuk Jerman, bekerja sama di berbagai bidang dengan Jerman.

Denga ini keberadaan pembelajaran bahasa asing di Indonesia adalah suatu keniscayaan. Penguasaan terhadap bahasa asing sangat diperlukan, karena beberapa alasan. Pertama, penguasaan bahasa asing merupakan pintu masuk untuk memasuki masyarakat dunia yang global (gloablisasi). Kedua, sebagai sarana untuk menyerap ilmu pengetahuan yang berkembang di negara-negara lain dan sebaliknya menjadi media untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang berkembang di Indonesia ke luar. Sementara itu globalisasi di segala bidang sudah tidak dapat dihindari. Melalui media elektronik dan media cetak, dapat segera diketahui apa yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Berita dapat diterima dalam bahasa aslinya atau telah dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia. Berarti, penguasaan bahasa Indonesia saja di Indonesia (kalau ingin sejajar dengan bangsa lainnya) sudah tidak cukup. Bahasa mencerminkan pola berpikir masyarakat penuturnya, sehingga ketika terjadi proses pembelajaran bahasa asing secara tidak langsung terjadi pula proses persingunggan dengan pola pikir serta budaya bangsa yang bahasanya dipelajari. Kita perlu menguasai bahasa asing lainnya. Dalam era global ini, Indonesia tidak dapat berdiri dan hidup sendirian. Mau tidak mau Indonesia harus mengadakan hubungan dengan banyak negara. Untuk jalur ke Eropa, yang sekarang diwadahi dalam satu Uni Eropa, bahasa Jerman merupakan bahasa pengantar yang utama. Dengan penguasaan bahasa Jerman, urusan bisnis pasti tertangani lebih mudah dan lebih lancar. Selain itu, informasi ilmu pengetahuan untuk kebutuhan di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, psikologi, seni, pariwisata bersumber dari buku-buku dalam berbahasa Jerman. Hal ini sejalan dengan visi dan misi bangsa Indonesia untuk memajukan kehidupan dan kecerdasan bangsa. Melalui pemahaman Bahasa asing diyakini adalah jembatan untuk menuju industri Indonesia yang maju, memang Bahasa inggris sudah dipelajari dan sudah masuk ke dalam kurikulum belajar siswa, namun tentunya pemerintah sudah menyadari betapa penting nya menambah pemahaman dan kemahiran Bahasa lain terutama mengambil fokus dalam pendidikan Bahasa jerman. Karena itu Pasang surutnya pembelajaran bahasa Jerman di Indonesia sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan kepala sekolah/komite sekolah dan kompetensi pengajar bahasa Jerman. Maka dari itu untuk meningkatkan pemaham dalam pemahaman Bahasa asing (terutama jerman) ada beberapa saran yang dapat di sampaikan yaitu;

1. Mengingat pentingnya penguasaan bahasa asing kedua (dalam hal ini bahasa Jerman) bagi peserta didik yang menjadi generasi penerus, para pengambil kebijakan hendaknya memberi kesempatan pada semua peserta didik di SMA/SMK/MAN sejak kelas satu.
2. Keberhasilan pembelajaran terletak pada penguasaan guru akan materi dan metode pembelajaran. Oleh sebab itu, para guru bahasa Jerman hendaknya senantiasa meningkatkan diri agar dapat menyusun rencana pembelajarannya dengan baik, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di kelas, mengupayakan agar peserta didik semuanya aktif, dan memberikan bantuan maksimal kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Seyogyanya kepada guru bahasa Jerman diberikan kesempatan untuk senantiasa meningkatkan kompetensi berbahasa Jerman mereka.
3. Kepada instansi yang menangani perijinan studi ke Jerman serta legalisasi dokumen yang dibutuhkan diharapkan dapat meningkatkan pelayanannya secara simpatik serta memberikan pemahaman dan kemudahan sehingga diharapkan akan menjadi cara yang efektif.


























Bahan Ajar Kelas V Semester 2

Judul Penyusunan Materi Bahan Ajar
Kelas V (Lima)
Semester 2 (Dua)

Bahan Ajar Termatik Tema 9 Sub Tema 3 Pembelajaran 5



Kegiatan Pembelajaran 5 Bahasa Indonesia 


Dan lain-lain bahan ajar yang terdapat dalam bahan ajar ini. Untuk dapat melihat lebih detail tentang bahan ajar ini silahkan download pada link dibawah ini.