LAPORAN KEGIATAN BIMBINGAN KEPEMUDAAN PEMBUATAN ANYAMAN PIRING DARI LIDI

LAPORAN KEGIATAN BIMBINGAN KEPEMUDAAN PEMBUATAN ANYAMAN PIRING DARI LIDI
LAPORAN KEGIATAN BIMBINGAN KEPEMUDAAN
PEMBUATAN ANYAMAN PIRING DARI LIDI KELAPA DI DESA NYIUR MELAMBAI KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdullilah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga Laporan Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan tentang “Pembuatan Anyaman Piring dari Lidi Kelapa” ini dapat diselesaikan dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamya, penyusun berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai manfaat dan pemanfaatan barang disekitar sebagai peluang untuk membuka usaha.
Dalam Laporan Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan ini menjelaskan tentang proses pembuatan anyaman piring dari lidi kelapa yang bahan material pembuatannya dapat ditemukan dilingkungan masyarakat itu sendiri ataupun membeli dari petani kelapa yang penyusun sajikan sesuai dengan proses pelaksanaan kegiatan pembinaan dan bimbingan kepemudaan yang dilaksanakan dalam 8 kali pertemuan. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Nyiur Melambai Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatra Barat yang dimulai dari tanggal 11 Mei 2024 sampai dengan tanggal 18 Mei 2024.
Demikian sedikit pengantar dari penyusun, semoga Laporan Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu penyusun dalam pembuatan Laporan ini, dan penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan pembuatan laporan ataupun tugas yang akan penyusun buat di masa yang akan mendatang.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan bimbingan kepemudaan merupakan salah satu upaya strategis dalam meningkatkan keterampilan dan kemandirian ekonomi masyarakat, khususnya di daerah pedesaan. Desa Nyiur Melambai, yang terletak di Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, memiliki potensi alam yang kaya akan sumber daya yang belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu sumber daya tersebut adalah lidi kelapa, yang tersedia melimpah namun belum dimaksimalkan penggunaannya. Melalui kegiatan bimbingan pembuatan anyaman piring dari lidi kelapa, kami bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat, mengubah bahan baku sederhana menjadi produk kerajinan yang bernilai estetis dan ekonomis tinggi. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan bahan baku yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

B. Tujuan Secara Umum
Tujuan utama dari kegiatan bimbingan kepemudaan pembuatan anyaman piring dari lidi kelapa di Desa Nyiur Melambai adalah untuk meningkatkan keterampilan dan pendapatan masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya lokal yang melimpah. Secara spesifik, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan intensif mengenai teknik dasar hingga lanjutan dalam menganyam lidi kelapa menjadi piring yang memiliki nilai estetika dan ekonomis tinggi. Pelatihan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis masyarakat, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan nilai ekonomi dari produk kerajinan tangan. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif guna memperluas jangkauan pasar produk anyaman, baik di tingkat lokal maupun regional. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya berkontribusi terhadap peningkatan keterampilan individu, tetapi juga mendorong pengembangan ekonomi komunitas secara keseluruhan, serta mendukung keberlanjutan dan pelestarian budaya lokal melalui pemanfaatan sumber daya alam yang ramah lingkungan.

C. Hasil Kegiatan Secara Umum
Kegiatan bimbingan kepemudaan pembuatan anyaman piring dari lidi kelapa di Desa Nyiur Melambai bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya alam lokal yang melimpah secara lebih produktif. Desa ini terletak di Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, dan memiliki akses yang baik terhadap bahan baku lidi kelapa yang sering kali hanya menjadi limbah. Kegiatan ini dirancang untuk mengubah limbah tersebut menjadi produk yang bernilai estetika dan ekonomis, serta meningkatkan keterampilan teknis dan ekonomi masyarakat setempat. Melalui pelatihan intensif, peserta diajarkan teknik dasar hingga lanjutan dalam pembuatan anyaman, sehingga mereka dapat menghasilkan produk berkualitas yang siap dipasarkan.


BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan bimbingan kepemudaan ini dilaksanakan di Desa Nyiur Melambai Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatra Barat yang lokasinya terletak pada TK Putih Asri Desa Nyiur Melambai. Kegiatan pembinaan dan bimbingan kepemudaan tentang pembuatan piring dari lidi kelapa ini dilaksanakan dan dijadwalkan selama 8 kali pertemuan dengan rincian 4 kali pertemuan pada minggu pertama dan 4 kali pertemuan pada minggu kedua yang dimulai dari tanggal 11 Mei 2024 sampai dengan tanggal 18 Mei 2024.

B. Materi Pelatihan/Kegiatan
Materi pelatihan bimbingan dan pembinaan yang diberikan berupa pembuatan piring dari lidi kelapa sebagai ide kreatif dalam memulai usaha dan membantu meningkatkan perekonomian keluarga. Pelatihan bimbingan dan pembinaan yang dibuat dengan cara sederhana tetapi memiliki daya tarik, keunikan dan mempunyai nilai jual di masyarakat.
1. Materi pertemuan 1
Tema: Pengenalan bahan dan alat
2. Materi pertemuan 2
Tema: Teknik dasar menganyam
3. Materi pertemuan 3
Tema: Membentuk piring lidi kelapa
4. Materi pertemuan 4
Tema: Menghaluskan dan merapikan piring lidi kelapa
5. Materi pertemuan 5
Tema: Memberi finishing pada piring lidi kelapa
6. Materi pertemuan 6
Tema: Dekorasi dan variasi piring lidi kelapa
7. Materi pertemuan 8
Tema: Peluang pemasaran piring dari lidi kelapa
8. Materi pertemuan 8
Tema: Evaluasi dan pengembangan usaha piring lidi kelapa

Dalam setiap pertemuan, setiap peserta diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi tentang topik yang dibahas, serta memberikan umpan balik konstruktif untuk memperbaiki keterampilan mereka. Sehingga dalam setiap pertemuan terciptanya suasana yang memiliki hubungan kekeluargaan dan saling membantu dalam proses pembinaan dan bimbingan yang memberikan ruang kepada peserta pembinaan dan bimbingan untuk lebih memahami apa yang menjadi tujuan dilaksanakannya pembinaan bimbingan tentang pemanfaatan lidi sebagai bahan pembuatan sanggan.

C. Strategi dan Deskripsi Jalannya Kegiatan
1. Strategi Kegiatan
2. Deskripsi Jalannya Kegiatan


BAB III
TEMUAN DAN HASIL

A. Temuan/Hasil Evaluasi Proses
Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan bimbingan kepemudaan pembuatan anyaman piring dari lidi kelapa di Desa Nyiur Melambai menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam keterampilan teknis peserta. Sebagian besar peserta mampu menguasai teknik dasar hingga lanjutan dalam menganyam lidi kelapa menjadi piring dengan pola-pola yang kreatif dan estetis. Produk-produk yang dihasilkan menunjukkan kualitas yang baik, dengan pola anyaman yang rapi dan konsisten. Hal ini mencerminkan efektivitas metode pembelajaran berbasis praktek yang diterapkan selama pelatihan.
Selain peningkatan keterampilan teknis, evaluasi juga mengungkapkan bahwa peserta memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai potensi ekonomi dari produk anyaman lidi kelapa. Sebelum pelatihan, sebagian besar peserta tidak menyadari nilai ekonomis dari lidi kelapa yang melimpah di desa mereka. Namun, setelah mengikuti pelatihan, peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk mengembangkan keterampilan ini menjadi usaha yang menghasilkan pendapatan. Beberapa peserta bahkan telah mulai memasarkan produk anyaman mereka di pasar lokal, yang menunjukkan adanya dampak positif langsung dari pelatihan ini terhadap ekonomi lokal.

B. Temuan/Hasil Evaluasi Produk

Pelatihan anyaman piring dari lidi kelapa di Desa Nyiur Melambai menghasilkan berbagai temuan menarik. Kreativitas peserta dalam menciptakan pola-pola unik dan indah untuk piring anyaman mereka menjadi sorotan utama. Pemanfaatan lidi kelapa yang sebelumnya dianggap limbah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi menunjukkan potensi pemanfaatan sumber daya lokal. Kerjasama dan kolaborasi yang kuat antar peserta menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan mempercepat proses pembelajaran.
Inovasi dalam tahap finishing produk juga ditemukan, di mana beberapa peserta menggunakan bahan alami seperti daun pandan dan kunyit untuk memberikan sentuhan akhir yang alami dan ramah lingkungan. Hal ini tidak hanya meningkatkan nilai estetika tetapi juga menarik minat konsumen yang peduli lingkungan. Pelatihan ini juga menghadapi hambatan seperti keterbatasan alat dan bahan, perbedaan tingkat keterampilan dasar, serta waktu pelatihan yang terbatas.

C. Pembahasan

Dampak pelatihan ini tidak hanya terlihat dari segi ekonomi, tetapi juga sosial. Peningkatan pendapatan keluarga melalui penjualan anyaman piring lidi kelapa menjadi bukti nyata keberhasilan pelatihan ini. Lebih dari itu, pelatihan ini juga memperkuat kohesi sosial dan rasa percaya diri masyarakat. Peserta saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide, menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung. Hal ini sejalan dengan teori tentang modal sosial dan pembangunan komunitas yang menekankan pentingnya interaksi sosial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

D. Gambaran Keaktifan
Gambaran keaktifan selama proses kegiatan bimbingan pembuatan anyaman piring dari lidi kelapa yang diikuti 7 (tujuh) orang peserta yang keseluruhan peserta kegiatan berjenis kelamin perempuan dengan nama-nama Mira Khairunisa, Widia Agustini, Siti Nurazizah, Indah Purwaningsih, Astrid Widyandari, Desmi Sundari, Rita Permatasari, dijelaskan pada tabel berikut ini:


BAB IV
KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan
Pelatihan anyaman piring dari lidi kelapa di Desa Nyiur Melambai telah berhasil menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat dapat dicapai melalui pemanfaatan sumber daya lokal dan peningkatan keterampilan. Lebih dari sekadar pelatihan teknis, program ini telah menumbuhkan kreativitas, inovasi, dan semangat kewirausahaan di kalangan peserta, terutama perempuan. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan dampak positif pada peningkatan pendapatan keluarga, tetapi juga memperkuat kohesi sosial dan rasa percaya diri masyarakat. Dengan demikian, pelatihan ini menjadi bukti nyata bahwa pemberdayaan masyarakat dapat dicapai melalui pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan.
Pelatihan anyaman piring lidi kelapa di Desa Nyiur Melambai tidak hanya menjadi kisah sukses pemberdayaan masyarakat, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa potensi lokal, jika dikelola dengan baik dan didukung dengan pelatihan yang tepat, dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Program ini telah berhasil mengubah paradigma tentang limbah menjadi peluang, serta membuka jalan bagi masyarakat, terutama perempuan, untuk meningkatkan kesejahteraan mereka melalui kreativitas dan inovasi. Dengan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, pelatihan ini diharapkan dapat menjadi model inspiratif bagi program pemberdayaan masyarakat lainnya, tidak hanya di wilayah pesisir, tetapi juga di seluruh Indonesia.

B. Saran
Kegiatan pembinaan dan bimbingan pembuatan piring dari lidi kelapa ini dapat dilaksanakan dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan atas dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pihak pemerintah desa setempat diharapkan bisa mengadakan program yang serupa dan mendukung terhadap kegiatan pembinaan dan bimbingan seperti ini sehingga dapat menjadikan kegiatan seperti ini sebagai salah satu dari program pemerintah desa untuk menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakatnya dalam melihat peluang dan sebagai modal pengetahuan dan keterampilan untuk membuka usaha baru. Selain itu dalam kegiatan pembinaan dan bimbingan yang telah dilaksanakan masih banyak kekurangan, seperti tidak pernah diadakan kegiatan penyuluhan dari pemerintah desa, minimalnya dana yang tersedia, dan banyak masyarakat yang masih belum mengerti tentang nilai-nilai positif dari diadakannya kegiatan pembinaan ini. Peningkatan kualitas produk juga perlu menjadi fokus utama. Pelatihan lanjutan mengenai teknik pewarnaan alami, desain produk yang lebih variatif, dan kontrol kualitas yang ketat akan memastikan produk anyaman piring lidi kelapa dari Desa Nyiur Melambai mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Selain itu, pendampingan dalam hal pengemasan dan pelabelan produk yang menarik dan informatif akan meningkatkan nilai jual produk. Penting juga untuk memperluas jaringan pemasaran, baik secara offline maupun online, agar produk dapat menjangkau konsumen yang lebih luas, termasuk pasar ekspor. Dengan demikian, potensi anyaman piring lidi kelapa sebagai komoditas unggulan daerah dapat terwujud. Semoga saran ini dapat di realisasikan pada kegiatan pembinaan di waktu yang akan datang

C. Tindak Lanjut
Setelah mengadakan kegiatan pembinaan dan bimbingan pembuatan piring dari lidi kelapa ini, sebagai pelaksana merasa bangga dan bersyukur kehadirat Allah SWT karena selain dapat membekali pengetahuan dan keterampilan kepada pemuda binaan khususnya dan masyarakat umumnya. Tindak lanjut yang utama adalah pembentukan kelompok usaha bersama atau koperasi bagi para peserta pelatihan. Hal ini akan memperkuat posisi mereka dalam memperoleh bahan baku berkualitas tinggi dengan harga yang lebih terjangkau, serta memberikan wadah untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya. Selain itu, kelompok usaha bersama dapat menjadi sarana untuk mengembangkan strategi pemasaran dan branding yang lebih efektif, termasuk promosi produk melalui berbagai platform online dan offline, serta partisipasi dalam pameran dan acara kerajinan. Dengan demikian, kelompok usaha bersama akan menjadi motor penggerak utama dalam meningkatkan skala produksi, memperluas jangkauan pasar, dan memastikan keberlanjutan usaha anyaman piring lidi kelapa di Desa Nyiur Melambai.


DAFTAR PUSTAKA

DOWNLOAD Makalah Laporan Kegiatan Bimbingan Kepemudaan Pembuatan Anyaman Piring Dari Lidi LENGKAP 


MAKALAH ASESMEN DAN EVALUASI KURIKULUM MERDEKA

MAKALAH ASESMEN DAN EVALUASI KURIKULUM MERDEKA
MAKALAH
ASESMEN DAN EVALUASI KURIKULUM MERDEKA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, Kurikulum Merdeka hadir sebagai upaya pembaruan yang dirancang untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada satuan pendidikan dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan potensi, minat, dan kebutuhan peserta didik. Kurikulum ini menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses pembelajaran dan memberikan keleluasaan bagi pendidik dalam mengatur tempo serta metode pengajaran. Pada jenjang pendidikan anak usia dini, khususnya Taman Kanak-Kanak (TK), penerapan Kurikulum Merdeka memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam hal asesmen dan evaluasi. Kedua aspek ini menjadi krusial untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai dan bagaimana perkembangan anak dapat diukur secara komprehensif. Asesmen dan evaluasi tidak hanya berfungsi untuk menilai hasil belajar, tetapi juga untuk memberikan umpan balik yang relevan guna memperbaiki proses pembelajaran yang lebih adaptif dan kontekstual sesuai dengan karakteristik usia dini. Seiring dengan penerapannya, diperlukan pendekatan asesmen yang mampu menangkap perkembangan holistik anak, mencakup aspek kognitif, sosial-emosional, dan fisik, sehingga hasil evaluasi dapat benar-benar mendukung perkembangan optimal anak menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi​

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan asesmen dan evaluasi Kurikulum Merdeka.
2. Bagaimana penerapan dan evaluasi Kurikulum Merdeka pada Taman Kanak-Kanak.

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui asesmen dan evaluasi Kurikulum Merdeka.
2. Mengetahui penerapan dan evaluasi Kurikulum Merdeka pada Taman Kanak-Kanak.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Asesmen dan Evaluasi Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka merupakan kebijakan pendidikan yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dengan tujuan untuk memberikan kebebasan yang lebih besar kepada sekolah dan pendidik dalam mengelola proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Filosofi yang mendasari Kurikulum Merdeka berfokus pada pengembangan potensi peserta didik secara holistik, dengan menekankan penguatan karakter, kompetensi, dan literasi dasar. Di dalam penerapannya, asesmen dan evaluasi memegang peran yang sangat penting dalam memastikan efektivitas pelaksanaan kurikulum ini dan dalam mengevaluasi keberhasilan pembelajaran secara berkelanjutan.

B. Asesmen dan Evaluasi Kurikulum Merdeka pada Taman Kanak-Kanak
1. Karakteristik Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak dalam Kurikulum Merdeka
Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK) dalam Kurikulum Merdeka menitikberatkan pada pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel dan berbasis bermain. Bermain di sini bukan sekadar aktivitas tanpa arah, tetapi merupakan metode pembelajaran yang dirancang untuk merangsang perkembangan berbagai aspek kemampuan anak, baik kognitif, sosial, emosional, maupun motorik. Menurut Windi Afika dan A. Wathon (2023)
2. Metode Asesmen dan Evaluasi yang Digunakan pada Tingkat TK
Asesmen pada tingkat TK dalam Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada metode yang observasional dan berbasis portofolio, yang dirancang untuk menilai perkembangan anak secara komprehensif. Metode ini memungkinkan guru untuk mengamati anak secara langsung dalam berbagai aktivitas, baik saat mereka bermain maupun belajar. Asesmen berbasis observasi menawarkan wawasan yang lebih mendalam tentang kemampuan anak dibandingkan dengan tes tertulis
Evaluasi di tingkat TK dalam Kurikulum Merdeka tidak hanya berfokus pada pencapaian kognitif, tetapi juga memperhatikan perkembangan sosial-emosional dan kesiapan anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Evaluasi ini mencakup berbagai dimensi pembelajaran, seperti keterampilan sosial, pengendalian emosi, serta kemampuan anak untuk beradaptasi dalam situasi yang berbeda. Penelitian Jatmiko, dkk (2021) 
3. Tantangan dan Solusi dalam Asesmen dan Evaluasi di TK
Penerapan asesmen dan evaluasi di TK menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka. Salah satu tantangan utama adalah kesiapan guru dalam menerapkan metode asesmen yang sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka. Menurut penelitian Prapti Octavias Ningsih, dkk (2023), banyak guru TK yang masih terbiasa dengan metode penilaian tradisional dan menghadapi kesulitan dalam mengadopsi asesmen autentik dan formatif.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum Merdeka merupakan sebuah terobosan dalam sistem pendidikan Indonesia yang menawarkan fleksibilitas bagi satuan pendidikan dan pendidik untuk mengelola proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan potensi peserta didik. Kurikulum ini menekankan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada anak serta penilaian yang berkelanjutan melalui asesmen formatif dan sumatif untuk mengukur perkembangan siswa secara komprehensif. Di tingkat Taman Kanak-Kanak, penerapan Kurikulum Merdeka menjadi sangat penting karena fokus pada pengembangan holistik anak, termasuk aspek kognitif, sosial-emosional, dan motorik. Asesmen yang digunakan dalam kurikulum ini, seperti asesmen berbasis portofolio dan observasi, mendukung pemahaman lebih mendalam tentang perkembangan anak, sehingga pendidik dapat merancang pembelajaran yang lebih relevan dan adaptif sesuai dengan kebutuhan individu anak.

B. Saran
Untuk meningkatkan efektivitas penerapan asesmen dan evaluasi dalam Kurikulum Merdeka, guru perlu diberikan pelatihan berkelanjutan yang berfokus pada metode asesmen autentik dan formatif, terutama dalam menilai aspek sosial-emosional dan kognitif anak. Selain itu, dukungan kebijakan dan infrastruktur yang memadai, terutama di wilayah dengan keterbatasan teknologi, perlu dioptimalkan agar seluruh sekolah dapat menerapkan asesmen berbasis digital. Kolaborasi antara pendidik, orang tua, dan pemerintah sangat penting untuk memastikan bahwa asesmen mampu mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Teori dan Kebijakan Pendaftaran Tanah (Perbandingan Toran Sistem, Positif dan Negatif Sistem)

Makalah Teori dan Kebijakan Pendaftaran Tanah (Perbandingan Toran Sistem, Positif dan Negatif Sistem)
MAKALAH TEORI DAN KEBIJAKAN
PENDAFTARAN TANAH

PERBANDINGAN PUBLIKASI PENDAFTARAN TANAH, PERBANDINGAN SISTEM PUBLIKASI PENDAFTARAN TANAH (TORAN SISTEM) DAN POSITIF SISTEM DAN NEGATIF SISTEM



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendaftaran tanah, sebagai instrumen hukum yang mendasar, memainkan peran krusial dalam menjamin kepastian hak atas tanah dan mencegah konflik agraria yang dapat menghambat pembangunan sosial-ekonomi suatu bangsa. Di Indonesia, sejarah panjang pengaturan hak atas tanah telah mengalami berbagai dinamika, sejak era kolonial hingga kemerdekaan dan reformasi agraria. Keberadaan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960 menjadi tonggak penting dalam menegaskan wewenang negara untuk menguasai dan mengatur pemanfaatan tanah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Namun, implementasi UUPA tidak selalu berjalan mulus, dan konflik agraria masih menjadi tantangan yang kompleks dan berdampak luas. Konflik-konflik ini seringkali dipicu oleh ketidakjelasan status kepemilikan, tumpang tindih klaim, dan ketidakadilan dalam akses dan distribusi tanah, yang pada gilirannya dapat menghambat investasi, pembangunan infrastruktur, dan kesejahteraan masyarakat. Hak-hak atas tanah yang bersifat primer adalah hak-hak atas tanah yang diberikan oleh Negara atas dasar hak menguasai Negara yang bersumber langsung dari hak bangsa Indonesia atas tanah. Hak-hak atas tanah primer adalah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan yang diberikan oleh negara, dan hak pakai yang diberikan oleh negara. Tanah-tanah yang dikuasai secara individual dengan hak-hak atas tanah yang primer tersebut disebut tanah-tanah hak dan dalam hak atas tanah tersebut akan memiliki kepastian hukum yang kuat dengan mendaftarkan terlebih dahulu hak-hak tersebut di kantor Badan Pertanhan Nasional (BPN) dan agar hak-hak tersebut terjamin memiliki akta otentik.

Dalam dinamika pengaturan hak atas tanah tersebut, sistem publikasi pendaftaran tanah memegang peranan penting. Sistem publikasi ini berfungsi sebagai sarana untuk mengumumkan dan menginformasikan kepada publik mengenai status kepemilikan, hak, dan beban yang melekat pada suatu bidang tanah. Dua sistem publikasi utama yang dikenal adalah sistem publikasi positif (registration of titles) dan sistem publikasi negatif (registration of deeds). Sistem publikasi positif berfokus pada pendaftaran hak atas tanah itu sendiri, sementara sistem publikasi negatif lebih menekankan pada pendaftaran akta-akta terkait tanah. Perbedaan mendasar antara kedua sistem ini terletak pada tingkat jaminan kepastian hukum yang diberikan kepada pemegang hak atas tanah.

Efektivitas suatu sistem hukum, termasuk dalam hal pendaftaran tanah, sangat ditentukan oleh keseimbangan antara das sollen (apa yang seharusnya terjadi) dan das sein (apa yang terjadi dalam kenyataan). Dalam konteks ini, kepastian hukum menjadi prinsip yang esensial. Kepastian hukum memberikan aturan yang jelas dan dipahami oleh semua pihak serta memberikan rasa aman bagi individu bahwa hak-hak mereka atas tanah akan dilindungi dan diakui oleh negara. Salah satu teori hukum yang relevan dalam konteks ini adalah teori Yuridisdogmatik, yang menekankan pentingnya kepastian hukum sebagai tujuan utama dari hukum itu sendiri. Teori ini berakar pada aliran positivisme hukum, yang memandang hukum sebagai entitas otonom yang harus ditaati demi terciptanya ketertiban dan stabilitas dalam masyarakat. Dalam bidang agraria di Indonesia, kepastian hukum diharapkan tercapai dengan adanya pendaftaran tanah. Pasal 1 nomor (9) PP No. 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, Dan Pendaftaran Tanah mendefiniskan pendaftaran tanah adalah: Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus-menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah, ruang atas tanah, ruang bawah tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah, ruang atas tanah, ruang bawah tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.

Sistem publikasi pertama adalah sistem publikasi positif dan yang kedua adalah sistem publikasi negatif. Dalam sistem publikasi positif yang didaftarkan adalah haknya atau registration of titles, sedangkan dalam sistem publikasi negatif yang didaftarkan adalah aktanya atau registration of deed. Suatu hukum dapat dikatakan efektif apabila das sollen dan das sein telah seimbang, atau dapat dikatakan bahwa hukum yang dibuat oleh penguasa telah dijalankan dan dipatuhi oleh masyarakat. Dengan adanya kefektifan hukum ini akan menimbulkan kepastian hukum dalam masyarakat. Dalam kepastian hukum, yang pertama adalah aturan bersifat umum yang membentuk masing-masing individu memahami perbuatan yang diijinkan dan perbuatan yang tidak diijinkan, dan yang kedua adalah keamanan hukum bagi individu sehingga masing-masing individu dapat mengerti hal-hal mana saja yang diperbolehkan untuk dibebankan kepada dirinya oleh negara.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis perbandingan publikasi pendaftaran tanah Toran Sistem dan pendaftaran tanah secara tradisional?
2. Bagaimana analisis perbandingan positif sistem dan negatif sistem Toran Sistem?

C. Tujuan
1. Mengetahui perbandingan publikasi pendaftaran tanah Toran Sistem dan pendaftaran tanah secara tradisional.
2. Mengetahui perbandingan positif sistem dan negatif sistem Toran Sistem.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Perbandingan Publikasi Pendaftaran Tanah Toran Sistem dan Pendaftaran Tanah Secara Tradisional
1. Toran Sistem
Toran Sistem, sebagai sistem pendaftaran tanah modern, mengusung pendekatan revolusioner dalam publikasi informasi pertanahan. Sistem ini memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menciptakan metode publikasi yang serba digital dan terintegrasi dalam suatu sistem informasi yang komprehensif. Dalam kerangka Toran Sistem, seluruh data dan informasi terkait kepemilikan tanah, batas-batas, hak-hak, serta beban-beban yang melekat pada tanah disimpan dalam format digital yang terstruktur dan mudah diakses. Hal ini berbeda secara signifikan dengan sistem tradisional yang masih mengandalkan dokumen-dokumen fisik seperti sertifikat tanah, surat-surat kepemilikan, dan akta-akta otentik yang rentan terhadap kerusakan, kehilangan, atau manipulasi.

2. Tradisional Sistem
Berlakunya UUPA di Indonesia terdapat dualisme dalam hukum pertanahan, yaitu yang bersumber pada Hukum Adat dan pada Hukum Barat. UUPA mengakhiri dualisme tersebut dan menciptakan unifikasi hukum tanah nasional kita. Sistem pendaftaran tanah tradisional di Indonesia, sebagaimana diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan seperti UUPA No. 5 Tahun 1960 dan PP No. 24 Tahun 1997, sangat bergantung pada penggunaan dokumen fisik sebagai sarana utama publikasi informasi pertanahan. Seluruh data dan informasi terkait kepemilikan tanah, mulai dari identitas pemilik, luas tanah, batas-batas, hingga hak-hak dan beban-beban yang melekat pada tanah, tercatat dan disimpan dalam bentuk dokumen-dokumen seperti sertifikat tanah, surat ukur, akta jual beli, dan berbagai dokumen pendukung lainnya. Dokumen-dokumen ini biasanya disimpan dalam arsip fisik di kantor pertanahan atau lembaga terkait.

B. Analisis Perbandingan Positif Sistem dan Negatif Sistem Toran Sistem
1. Analisis Positif Sistem
Keunggulan lainnya adalah peningkatan transparansi kepemilikan tanah dan akuntabilitas publik. Dalam Toran Sistem, informasi pertanahan dapat diakses secara terbuka oleh publik melalui platform daring. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk memeriksa status kepemilikan tanah, riwayat transaksi, dan informasi lainnya secara transparan. Transparansi ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan publik terhadap sistem pendaftaran tanah, tetapi juga mendorong akuntabilitas pemerintah dalam mengelola aset pertanahan negara.

2. Analisis Negatif Sistem
Sistem pendaftaran tanah Indonesia ialah sistem publikasi negatif dengan tendens positif. Pengertian negatif adalah keterangan-keterangan yang ada itu jika ternyata tidak benar masih dapat diubah dan dibetulkan, sedangkan pengertian dengan tendens positif adalah bahwa para petugas pendaftaran tanah tidak bersikap pasif, artinya mereka tidak menerima begitu saja apa yang diajukan dan dikatakan oleh pihak-pihak yang meminta pendaftaran. petugas pelaksana diwajibkan untuk mengadakan pembuktian seperlunya (terhadap hak-hak atas tanah yang didaftar tersebut) untuk mencegah kekeliruan[9]. Meskipun Toran Sistem menawarkan banyak manfaat, terdapat beberapa potensi masalah yang perlu dipertimbangkan dalam analisis negatifnya. Salah satu masalah yang mungkin timbul adalah ketidaktransparanan dalam hal akses informasi. Meskipun sistem ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi, implementasinya bisa saja tidak merata, sehingga beberapa pihak mungkin memiliki akses yang lebih terbatas terhadap informasi pertanahan dibandingkan yang lain. Hal ini dapat menciptakan ketidaksetaraan dan menghambat partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan terkait pertanahan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Toran Sistem terbukti lebih unggul daripada sistem pendaftaran tanah tradisional karena menawarkan aksesibilitas yang lebih baik, keamanan data yang lebih tinggi, kualitas informasi yang lebih baik, dan potensi penggunaan teknologi blockchain untuk meningkatkan transparansi dan keamanan. Dalam konteks Toran Sistem, sistem publikasi positif memberikan jaminan kepastian hukum yang lebih kuat dibandingkan sistem publikasi negatif karena pemerintah menjamin keakuratan data pertanahan, sehingga meningkatkan kepercayaan publik dan mengurangi risiko sengketa.

B. Saran
Pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, termasuk akses internet di daerah-daerah terpencil, untuk memastikan bahwa Toran Sistem dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang pertanahan dan teknologi informasi juga perlu dilakukan untuk mendukung implementasi Toran Sistem. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan cara penggunaan Toran Sistem perlu dilakukan secara intensif untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi publik. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil perlu ditingkatkan untuk memastikan implementasi Toran Sistem yang sukses dan berkelanjutan. Pemerintah perlu memastikan keamanan data pertanahan dalam Toran Sistem dengan menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang memadai, serta memperhatikan perlindungan hak-hak masyarakat adat atas tanah ulayat mereka. Studi banding ke negara-negara yang telah berhasil mengimplementasikan Toran Sistem dapat memberikan pembelajaran dan praktik terbaik. Terakhir, penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran dalam pengelolaan pertanahan perlu dilakukan untuk memastikan efektivitas Toran Sistem dalam mencegah konflik dan sengketa pertanahan.


MODUL AJAR BIOLOGI (VIRUS DAN PERANANNYA)

MODUL AJAR BIOLOGI (VIRUS DAN PERANANNYA)

MODUL AJAR 
VIRUS DAN PERANANNYA


Kompetensi Awal
Peserta didik diharapkan memiliki pemahaman dasar tentang struktur sel, konsep dasar genetika, serta pengetahuan awal mengenai mikroorganisme. Kompetensi awal ini menjadi fondasi penting dalam memahami materi tentang virus, mengingat virus merupakan agen infeksi yang kompleks dan berperan penting dalam ekosistem serta kesehatan manusia.

Profil Pelajar Pancasila
Modul ini dirancang untuk membentuk pelajar Pancasila yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni, serta mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL), diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.

Sarana dan Prasana
Untuk mendukung proses pembelajaran, diperlukan fasilitas laboratorium biologi lengkap dengan peralatan mikrobiologi, akses internet untuk penelitian dan sumber belajar, serta perangkat teknologi informasi seperti proyektor dan komputer. Selain itu, buku teks terbaru dan jurnal ilmiah terkait virus juga disediakan sebagai sumber referensi.

Target Peserta Didik
Modul ini ditujukan untuk siswa kelas X SMA yang sedang mempelajari mata pelajaran Biologi. Peserta didik diharapkan mampu memahami konsep dasar tentang virus, mengenali berbagai jenis virus, serta memahami dampak dan cara pencegahan penyakit yang disebabkan oleh virus.

Metode Pembelajaran Yang Digunakan
Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan TaRL (Teacher as Resourceful Learner) dan TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge). Metode ini menggabungkan ceramah bervariasi, diskusi sharing, serta latihan dan penugasan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan interaktif.


DOWNLOAD Modul Ajar Biologi Virus dan Peranannya Lengkpa (Format Ms. Word)