BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Dalam hal ini penulis diberi kesempatan untuk melakukan
kegiatan PRAKERIN di UPTD BBI Dusun Baru tentang Teknik Pemijahan Ikan
Nila Secara Alami yang sekaligus menjadi judul dalam pembuatan Laporan Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN) Penulis.
1.2. Rumusan Masalah
1.3.
Rumusan
Masalah
1.4.
Waktu
dan Tempat PRAKERIN
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI DAN LANDASAN TEORI
2.1. Gambaran
Umum UPTD BBI Dusun Baru
2.1.1. Sejarah Singkat UPTD BBI Dusun Baru
Balai
Benih Ikan Dusun Baru berdiri pada tahun 1971 dibangun oleh Dinas Perikanan
Provinsi Bengkulu. Pada waktu itu lokasi bernama Dusun Baru, seiring dengan
waktu berjalan Balai Benih Ikan Dusun Baru sekarang berada di Desa Sukamarga
Kecamatan Curup Selatan karena pemekaran wilayah desa dan kecamatan. Pada tahun
1996 Balai Benih Ikan Dusun Baru beralih kepemilikan dari Dinas Perikanan
Provinsi Bengkulu menjadi milik Dinas Perikanan Kabupaten Rejang Lebong. Pada
waktu itu serah terima antara kepala dinas dan pemerintah daerah. Pada tahun
2014 Balai Benih Ikan Dusun Baru menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) digabung
dengan Balai Benih Ikan Rimbo Recap yang sekarang bernama Unit Pelaksana Teknis
Dinas Balai Benih Ikan Dusun Baru dan Balai Benih Ikan Rimbo Recap (UPTD BBI Dusun
Baru dan BBI Rimbo Recap) yang dipimpin satu orang kepala UPTD.
2.1.2. Letak Geografi dan Topografi
Luas
areal UPTD BBI Dusun Baru 1,2 Ha terdiri dari 10 kolam besar, 2 kolam induk, 3
kolam pemijahan, mempunyai 2 rumah penjagaan, 1 kantor, 1 gedung hacchry dan
perlengkapan lain seperti mesin traktor 1 buah, mesin rumput 1 buah, blower,
jaring hapa, bak fiber. Curah hujan berkisar
antara 300-400, suhu antara 23o hingga 32o, DO 3
ppm, kecerahan antara 40 cm, warna pada air bening kehijauan, jarak antara UPTD
BBI Dusun Baru ke Pusat Kota dan Provinsi lebih kurang 85 km, jarak antara UPTD
BBI Dusun Baru ke Pusat Kecamatan lebih kurang 2 km. Batas wilayah UPTD BBI
Dusun Baru ini utara berbatasan dengan Desa Rimbo Recap, timur berbatasan dengan
Kelurahan Tempel Rejo, Selatan berbatasan dengan Desa Suka Marga dan Barat
berbatasan dengan Desa Lubuk Ubar.
2.1.3. Struktur Organisasi UPTD BBI Dusun Baru
2.1.4. Visi dan Misi UPTD BBI Dusun Baru
a. Visi
1.
Pelestarian sumber daya perikanan
2. Pengembangan dan penyebaran ikan di
Kabupaten.
3. Mempunyai daya saing di pasar global
b. Misi
1.
Peningkatan kualitas benih yang unggul
2. Menciptakan benih yang berkualitas
2.2. Landasan
Teori
2.2.1. Klasifikasi dan Morfologi
2.2.2. Daur Hidup dan Perkembangbiakan
2.2.4. Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Nila
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. Klasifikasi
Ikan Nila
Ikan
nila merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai konsumsi cukup tinggi.
Bentuk tubuh memanjang dan pipih ke samping dan warna putih kehitaman atau
kemerahan. Ikan nila berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya.
Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim
tropis dan subtropis. Di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat
hidup baik. Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan
tebal seperti daging ikan kakap merah. Terdapat tiga jenis ikan nila yang
dikenal, yaitu nila biasa, nila merah (nirah) dan nila albino. Menurut Saanin
(1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Osteichtyes
Subkelas
: Acanthopterygii
Ordo
: Percomorphi
Subordo
: Percoidea
Famili
: Cichlidae
Genus
: Oreochromis
Spesies
: Oreochromis
niloticus
3.2. Persiapan
Kolam
a.
Kolam
pemijahan
Kolam pemijahan berukuran 40 x 12 cm,
tinggi 70 cm dan luas 480 cm2. Kolam disiapkan sebelum induk
ditangkap dari kolam pemeliharaan induk kolam dikeringkan hingga air habis,
kemudian diolah hingga tanah dasar kolam merata. Pematang di teplok supaya
pematang yang bcoro dapat tertutup dan air diisi setinggi ± 30 cm.
b.
Kolam
pendederan
Kolam pendederan berukuran ± 20 x 24
cm dengan luas 480 cm2. Kolam disiapkan sebelum larva di panen dari
kolam pemijahan. Kolam dikeringkan dioleh meneplok diisi air hingga ketinggian
± 20 cm, kemudian kolam dipupuk menggunakan pupuk urea dan TSP dengan dosis 25
g/m2 atau 15 g/m2 urea dan 10 g/m2 TSP. Jadi
pupuk yang dipakai 480 x 25 gr/m2
= 12.000 g/12 kg. 7,2 kg urea dan 4,8 kg TSP. Setelah air ditambah 5-10 cm.
Ikan siap di dederkan. Sedangkan kolam pendederan II berukuran 40 x 12 m dengan
luas 480 m2 persiapan kolam pendederan 2 asma dengan persiapan kolam
pendederan I. Perbedaannya yaitu kolam ini tidak dipupuk.
3.2. Seleksi
induk
Induk
yang mempunyai kualitas baik yaitu memiliki tanda-tanda antara lain badan
sehat, bentuk badan normal, sisik besar dan tersusun rapi, kepala relatif kecil
dibandingkan dengan badannya, warna tubuh mengkilap, gerakan lincah, serta
mempunyai respon yang baik terhadap lingkungan. Sebelum dipijahkan, induk
jantan dan betina yang sudah diseleksi harus dipelihara secara terpisah,
tujuannya adalah agar pematangan gonad optimal dan tidak terjadi pemijahan
liar. Untuk pematangan gonad, induk ikan nila nirwana harus diberikan pakan
yang berkualitas tinggi dan dalam jumlah yang cukup. Pakan yang diberikan yaitu
pakan buatan dengan dosis 3-5% dari bobot total induk. Frekuensi pemberian
pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada jam 08.00 dan 15.30 dengan cara
pemberian pakan ditebar. Dalam penyeleksian induk ang siap dipijahkan berjumlah
350 ekor. 200 ekor betina dan 150 ekor jantan dengan bobot rata rata jantan 300
gram dan betina 200 gram. Kemudian di tebar di kolam pemijahan
3.3. Pemijahan
Benih
Pemijahan
induk ikan nila dilakukan dengan luas kolam 300 m², ditebar ikan 1 paket
sebanyak 400 ekor dengan padat tebar 4 ekor/m². pemijahan ini dilakukan secara
massal. Uraian tingkah laku pemijahan massal di kolam pemijahan:
a. Setelah penebaran awal, biasanya induk akan
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar 3-4 hari.
b. Induk jantan akan membuat teritorial
(sarang) pada dasar kolam tanah dengan diameter 20-30 cm dengan kedalaman 5-8
cm yang digali dengan mulutnya.
c. Induk jantan akan menarik perhatian induk
betina yang melintas didekat sarangnya dan mengajak induk betina untuk masuk ke
sarang.
d. Induk betina akan mengeluarkan telur pada
sarang yang dibuat induk jantan, kemudian induk jantan menyusul dengan
mengeluarkan sperma dan terjadilah pembuahan.
e. Induk betina akan kembali membawa telur yang
telah dibuahi dan menyimpannya dalam mulut kemudian meninggalkan sarang.
Setelah itu induk jantan akan menarik perhatian lagi induk betina lainnya yang
sudah matang gonad.
f. Telur yang telah dibuahi kemudian dierami
dalam mulut induk betina selama 3-5 hari sebelum menetas. Telur akan menetas
selama 48 jam. Setelah menetas larva akan berada disekitar induk betina dan
berada dalam pengawasan induknya selama 5-7 hari. Larva akan masuk kedalam
mulut induk bila keadaan berbahaya.
g. Setelah induk betina melepaskan larvanya,
induk akan kembali memijah sekitar 1 minggu sampai 1 bulan setelah berhenti
menjaga larvanya.
3.4. Perawatan
a. Perawatan
Larva
b. Perawatan
Benih
Benih
yang ditebar sebanyak 2000 ekor berumur 30 hari diberi pakan pelet terapung
dengan dicampurkan dengan dedak supaya mencukup kebutuhan benih dalam
pertumbuhan. Dosis pakan dalam perawatannya yaitu 5% x 2000 x 3,5 = 36 gram/hari.
Selama perawatan, pengontrolan air, pemberian pakan yang teratur dan
pengendalian hama dan penyakit harus selalu dilakukan supaya mendapatkan hasil
yang baik. Benih dipelihara selama 30 hari atau bisa langsung dipasarkan.
c. Pemasaran
Benih
yang dijual dengan pembeli
langsung datang ke lokasi pemasaran, biasanya pembeli yang langsung datang di
lokasi ini berasal dari Kabupaten Rejang Lebong maupun luar Kabupaten. Biasanya
sebelum pembeli datang mereka terlebih dahulu memesan beberapa jumlah benih
yang mereka butuhkan karena terkadang benih tersebut habis di sebabkan oleh
banyaknya pembeli. Pemasaran benih di UPTD BBI Dusun Baru sangat lancar karena
kualitas benih yang bagus sehingga disukai banyak orang. Benih yang dijual dengan harga 350
per ekor dengan ukuran 3-9 cm dan 5-8 cm.
3.5. Pemanenan
Benih
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
EmoticonEmoticon