Si Nuri Yang Rajin

Di sebuah hutan yang lebar, ada keluarga Burung Nuri yang sedang bercengkerama di rumah mereka yang di atas pohon. Di rumah itu ada ayah Nuri, ibu Nuri, adik Nuri dan si Nuri. Ayahnya sedang memberi nasehat kepada anak-anaknya, adik Nuri dan si Nuri sangat memperhatikan nasehat sang ayah. “Apa kalian tahu mengapa ayah memanggil kalian untuk berkumpul di rumah?” tanya ayah Nuri. “Kita tidak tahu, yah memang ada apa?” jawab Nuri. Dengan sabar ayah Nuri menjelaskan semuanya. “Untuk kalian anak-anakku, ayah ingin memberitahu sesuatu kepada kalian” jelas si ayah. “Ya, ayah..sebenarnya ada apa?” tanya Nuri. “Anakku, di hutan ini, sekarang banyak sekali pendatang baru, otomatis makanan akan semakin sulit..Oleh karena itu, mulai sekarang kita harus lebih giat mencari makanan untuk persediaan kita nanti” kata ayah Nuri. “Ayah tidak usah khawatir, kami akan lebih giat mencari makanan untuk keluarga kita” tutur Nuri.

Di pagi yang cerah, matahari mulai nampak tuk memberi sinar alam semesta ini. Nuri dengan semangat berangkat mencari makanan di sekitar hutan, dengan bernyanyi riang gembira Nuri terbang. Tak terasa Nuri terbang jauh, namun belum mendapat makanan juga. “Aduh, kok jadi aneh ya, terbang kesana kemari belum juga dapat buah kesukaan keluargaku” gumam Nuri. Nuri pun terbang pelan, melihat-lihat sekitar hutan barangkali masih ada buah untuk makanannya. “Benar kata ayah, makanan sudah muali sulit dicari” kata Nuri. Secara tiba-tiba pandangan Nuri tertuju ke si Beo yang sedang termenung di ranting pohon, Nuri pun menghampiri si Beo. “Ada apa, Beo..Kok kamu wajahmu pucat, apa kamu sakit?” tanya si Nuri. “Ga kok, Nuri..aku baik-baik saja, hanya dari tadi pagi aku sudah terbang jauh namun belum juga mendapat makanan” jawab Beo. “Kalau begitu kita sama, Beo..Aku juga sudah dari tadi pagi belum mendapat makanan” jelas Nuri.

Bertambahnya pendatang baru di hutan sangat terasa, makanan mulai sulit, namun Nuri tidak pernah menyerah, ia terus berusaha mencari dan mencari makanan untuk persediaan keluarganya. “Ayo, Beo..Kita cari makanan bersama, jangan pernah menyerah” hibur Nuri. “Iya, Nuri..tapi aku sudah lapar, aku sudah tidak kuat terbang lagi” jawan Beo. “Jika kamu terus disini akan mendapat makanan?, ayo lebih baik kita mencoba lagi, pasti masih ada makanan” ajak Nuri. “Terbangnya pelan-pelan saja ya?” iba Beo. “Iya deh, semangat ya Beo” kata Nuri. Akhirnya Nuri dan Beo terbang ke timur untuk meneruskan mencari makanan. Pelan-pelan mereka terbang hingga akhirnya ada pohon yang rindang, dilihat dari luar pohon itu memang tidak ada buahnya, namun sebenarnya di tengah-tengah rindangnya pohon itu masih ada buah-buahan yang cukup banyak. “Lihat, Beo..Ada makanan, ayo kita cari yang banyak untuk persediaan keluarga kita masing-masing” teriak Nuri. “Kebetulan aku lapar, aku makan dulu aja ya, nanti baru kita bawa pulang” ajak Beo. “Terserah kamu aja Beo, aku mencari buah dulu untuk keluargaku dirumah, baru aku akan makan bersama-sama keluargaku” kata Nuri.

Dengan semangat Nuri memetik buah satu persatu dan dimasukkan ke dalam kantong yang sudah di siapkan. Setelah semua selesai, Nuri dan Beo terbang pulang kerumah masing-masing dan menyerahkan makanan yang telah di dapatkan kepada keluarga mereka. Orang tua Nuri sangat senang melihat Nuri pulang membawa makanan, mereka bangga mempunyai anak seperti Nuri yang rajin. 

Pesan Moral : “Jadilah anak yang rajin dan membantu orang tua. Karena ini adalah salah satu cara kamu berbakti kepada kedua orang tuamu. Mulai sekarang jadi anak yang rajin ya.”

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »