MODUL ACT POLITEKNIK PELAYARAN FORMAT MS. WORD (BAB III)

ACT
ADVANCE CHEMICAL TANKER

BAB III
PRECAUTION TO PREVENT HAZARDS

3.1. The Hazard and Control Measures Associated With Chemical Tanker Cargo Operation
Load Indicator
Load indicator harus dilengkapi untuk tanker kimia. Operasional tanker kimia sangat kompleks karena pada waktu bersamaan dapat melakukan kegiatan loading, discharging dan ballasting, oleh karenanya perlu secara menerus mengontrol dan memeriksa trim, tekanan beban pada kapal sebelum memulai maupun selama operasionalnya.

Data keselamatan
Awak kapal harus menyadari bahan kimia yang ditanganinya mengandung banyak resko, seperti mudah terbakar, beracun, korosi dan bilamana terjadi hal emergency segera dapat mengatasi (bersama pihak darat) nya. Bahaya-bahaya dari bahan kimia tersebut haruslah ditempelkan pada tempat-tempat umum seperti ruang akomodasi/rekreasi, gang-gang, dan lain-lain, termasuk juga “cargo plan” bersama “cargo hazard data sheet” untuk setiap muatan yang ditangani.

Perencanaan muatan
- Persiapan penempatan muatan selalu merencanakan trim positif bila melaksanakan pembongkaran, tanpa harus mengisi ballast.
- Rencana penempatan muatan sudah dipikirkan tahap-tahapan yang mana dulu dibongkar dan dimuat pada pelabuhan berkut.
- Memonitor hogging dan sagging. Periksa secara seksama distribusi beban dan penekanan pada loadicator.
- Periksa perencanaan muatan sesuai dengan stabelitas dari persyaratan kemampuan penyelamatan kapal seperti yang tertera dalam “loading dan stability information booklet”.
- Yakinkan persiapan loading dan discharge sesuai dengan rencanaan dimana langkah-langkahnya (ditunjukkan pada, lowchart berikut) telah sepenuhnya memuaskan.
- Dalam penempatan muatan, selalu melokasikan setiap muatan sesuai ketentuan IMO (tipe I, II dan III) dan jenis isinya (berdiri sendiri atau integral/gravity atau bertekanan).
- Muatan yang dapat bereaks, satu sama lainnya tidak ditempatkan pada tangki yang bersebelahan.
- Sistem perpisahan harus dipisah dengan double blind flange untuk mencegah kesalahan dalam penanganan kerangan.
- Slalu memeriksa muatan dengan ‘Cargo Hazard Data Sheef’ untuk kecocokan antar muatan.
- Muatan-muatan beracun tidak boleh ditempatkan pada tangki yang bersebelahan dengan produk-produk untuk makanan, obat-obatan dan industri kosmetk.
- Pisahkan sistim perpipaan ini dengan double blind flanging.
- Mempunyai pedoman pabrik mengenai daftar muatan yang cocok dengan lapisan yang ada pada setiap tangki muatan.
- Produk-produk yang berpolimerisasi (styrene, vinyl clorlde) tidak boleh berhubungan dengan sekat muatan yang memerlukan pemanasan (heating).
- Produk-produk yang mudah menguap (volatile) seperti aromatics, ketones, alcohols, dan sebagainya tidak boleh diletakkan bersebelahan dengan sekat muatan panas.
- Tangki bekas muatan yang berbau keras seperti minyak ikan, phenols, actanol, tall-oil, turpentine, molasses, dan sebagainya tidak boleh digunakan untuk muatan-muatan yang sensitive terhadap bau-bauan seperti glycols, vegetable oils, ehyl acetate, alcohols, bexane, heptane, acetone, phthalates, dan sebagainya.
- Bahan kimia (termasuk Naptha) tidak boleh diangkut di dalam tangki yang sebelumnya mengangkut timah hitam sebagai muatan terakhimya.
- Tangki yang berisi produk-produk dengan titik didih tinggi dan mempunyai tingkat kelarutan rendah terhadap air seperti minyak pelumas, pelumas additive, setelah dicuci bekas tangkinya akan meninggalkan sedikit lapisan minyaknya, tangki-tangki demikian tidak cocok untuk dimuat.
- Muatan sensitive seperti methanol. Sebelum memuat dengan muatan yang sensitive terhadap air (hatogenafed ketones) atau sensitive terhadap muatan chloride (alcohols, glycols) yakinkan bukaan tangki valve spindle glands sudah tertutup rapat diatas deck cuaca.
- Double valving umumnya tidak diperhitungkan cukup berguna untuk memisahkan antara muatan kimia: blind flanging sangat diperlukan. Lihat petunjuk IMO mengenai persyaratan pemisahan muatan.
- Periksa kerangan muatan kedap sebelum loading.
- Sebelum loading tiup heating coil diatas dek sebelum loading untuk meyakinkan tidak ada muatan tersisa.
- Setiap muatan kimia yang telah ditentukan ketidak kecocokannya dapat diangkut pada kapal yang sama yang menyediakan pemisahan antar muatan, agar diyakinkan dan termasuk:
- Muatan-muatan yang bereaksi dengan udara harus dipisahkan dari udara dengan menyelimuti muatannya dengan nitrogen murni.
- Sebelum loading, tangki-tangki termasuk saluran pipa, saluran ventilasi, yang menerima muatan tersebut harus diturunkan dibawah maksimum yang dibolehkan dengan cara purging nitrogen murni.
- Muatan yang dimuat dibawah penyelimutan nitrogen.
- Selama pelayaran tangki-tangki tetap dijaga terus menerus : rawan tekanan positip.
- Selama pembongkaran muatan, nitrogen diisi disesuaikan :e-gan kecepatannya.
- Muatan-muatan yang bereaksi dengan air laut dilengkapi dengan lapisan ganda yang membatasinya untuk mencegah kejadian pencampuran.
- Lapisan ganda dilengkapi dengan double bottom atau wing tank antara muatan dengan air laut.
- Kofferdam atau sejenisnya (tangki kosong) memisahkan muatan dengan tangki yang berisi air laut.
- Saluran pipa yang menujuh ke tangki muatan harus berdiri sendiri tidak berhubungan dengan muatan yang berisi air.
- Ventilasi harus terpisah
- Direkomendasikan setiap kapal menyusun daftar periksa (check list) yang berisi item­item yang diperiksa dan diuji sebelum masuk pelabuhan.
Muatan-muatan ini biasanya memerlukan selimut nitrogen memiliki titik embun rendah untuk menghentikan kelembaban air yang masuk jika memuat memerlukan pemanasan (heating) disyaratkan uap panas tidak digunakan.

Pemuatan
Sebelum memulai operasi
Perwira yang bertanggung jawab harus mendiskusikan operasi pemuatannya dengan pihak terminal berkenaan informasi yang akan mengkover sejumlah muatan berhubungan dengan kegunaan, yang akan dimuat, data-data bakunya, antisipasi temperatur muatan dari bermacam grade dan maksimum loading rate untuk setiap muatan.
Loading rate disesuaikan dengan kemampuan kapal, keriterianya mengacu ukuran pipa muat kapal dan sistim ventilasi yang digunakan. Loading rate yang statistislah disetujui. Bila memuat dengan beberapa jenis perintah pemuatan telah dipahami dan disetujui sebelum kedatangan kapal dan persiapannya sesuai perencanaan, serta ketentuan khusus seperti penghentian muat sementara untuk pengambilan sampel guna kontrol kualitas, atau termasuk penambahan additives muatan perlu diprediksi. Pemeriksaan ini boleh memerlukan berbagi form, seperti melihat sepintas lalu tutup ullage, kebersihan tangki yang dimasuki dan pemeriksaan dasar tangki.
Saluran dan sistim ventilasi harus diperiksa untuk menyesuaikan persyaratan khusus untuk setiap jenis muatan.
Pemuatan harus dimulai dengan rate yang rendah hingga memastikan muatannya masuk kedalam tangki yang ditentukan, memenuhi semua pipa dan atau struktur dasar tangki terisi semua. Tangki-tangki yang berhubungan dengan sistim muatan yang sama atau tangki yang bersebelahan harus diperiksa untuk mengetahui adanya kebocoran.
Setelah kondisi ini terpenuhi, loading rate yang disetujui bersama dapat dinaikkan sesuai dengan rencana.Jika beberapa muatan dimuat secara bersamaan, prosedur yang sama dapat dimulai sesuai perintah masing- masing gradenya.

3.2. Danger of Non-Compliance With Relevant Rules/Regulations
B. SIFATDAN BAHAYA MUATAN KIMIA BAGI KESEHATAN
Tujuan lnstruksional Khusus :
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta diklat mampu menjelaskan proses-proses pembakaran, peledakan, kondisi-kondisi yang potensial menghadirkan kebakaran/ledakan maupun pemahaman secara umum tentang paparan produk kimia, satuan-satuan ukuran konsentrasi dan efeknya terhadap kesehatan manusia.

1. POTENSI BAHAYA
Pembakaran/peledakan
Perbedaan dasar antara proses pembakaran dan peledakan ditunjukkan pada diagram di bawah ini.
Proses pembakaran adalah suatu reaksi eksotermis, yakni suatu reaksi yang mengeluarkan panas dimana diikuti kenaikan energi dan bersamaan dengan itu pula terjadi penguraian energinya. Peledakan adalah sebagai proses pertambahan tekanan dan temperatur yang amat cepat sebagai adanya reaksi eksotermis atau sebagai pelepasan energi secara amat cepat. Hal ini terjadi karena tidak adanya mekanisme untuk menguraikan energi sehingga laju reaksi pembakaran bertambah kelipatannya dan berakhir hingga semua unsur dalam reaksi kimianya terpakai.

Kondisi terciptanya kebakaran atau ledakan
Kebakaran atau ledakan hanya dapat teijadi jika ketiga situasi terjadi di bawah ini secara bersamaan
• Material yang mudah menyala
• Sumber penyalaan
• Kadar oksigen yang mendukung
Suatu sumber penyalaan dapat menghadirkan bahaya disebabkan karena adanya kemungkinan kesalahan manusia.

Kemungkinan terjadinya sumber penyalaan itu disebabkan:
• Merokok.
• Pekerjaan panas.
• Gesekan antara benda- benda metal.
• Pembakaran spontan.
• Listrik statis.

Listrik Statis
Pada umumnya terjadinya listrik statis disebabkan :
• Pelaksanaan penguapan
• CO2
• Lampu (penyalaan)
• Cairan/uap yang mengalir melalui pipa

Sistim Perlindungan Dengan Katoda
Sistim perlindungan dengan katoda dipasang pada dermaga atau kapal karena adanya perbedaan potensi listrik antara keduanya, yang mana dapat dikarenakan aliran yang besar mengalir sepanjang loading arms, dengan konsekuensi resiko dari loncatan bunga api bila sambungannya patah. Untuk menjaga hal ini, Insulas, sebaiknya diletakkan ke dalam setiap loading arms dalam posisi mana hal demikian tidak akan terputus oieh hubungan karena suatu sebab. Kabel bounding yang tersedia pada dermaga-dermaga jarang sekali mencukup, besar diameternya untuk menghindar, resiko dan percikan bunga api pada hubunganya dengan loading arms.

Daerah bisa terbakar
Batas dan daerah bisa terbakar (meledak) didefmisikan sebaga, suatu batas antara konsentrasi minimum atau maksimum dari uap di udara (% volume) dalam bentuk pencampuran yang mudah terbakar/meledak biasanya disingkat LFL (Lower Flammable Limit) atau batas bawah bisa terbakar hingga UFL (Upper Flammable Limit) atau batas atas bisa terbakar.

Flash Point (FP) = Titik Nyala
Titik nyala suatu bahan didefinisikan sebagai suhu terendah dari cairan yang memberi cukup uap dalam bentuk campuran dengan udara yang mudah terbakar kalau uap tersebut dipanaskan dan pada keadaan tertentu. Keberadaan titik nyala yang rendah diamankan dari segaia resiko yang ada.

Auto Ignition Temperalure (AIT) - Suhu Penyalaan Sendiri
Suhu terendah dan suatu bahan yang akan menyala dengan sendirinya tanpa bantuan nyala (bunga api) dan luar pada kondisi tertentu. Hal ini merupakan konsep kualitatif yang menarik, karena hal ini tidak digunakan sebagai dasar untuk klasifikasi dan bahan berbahaya.

Water Solubility
Air sangat efektif digunakan sebagai media pemadam pada banyak kasus kebakaran, karena sangat baik sebagai media pendingin. Air dapat mendinginkan bahan yang mempunyai FP rendah di bawah tempcratur bisa terbakar. Jika penggunaan ini untuk menurunkan FP dari jenis bahan pelarut seperti pada aceton atau alkohol maka cara pengenceran dengan air dalam jumlah yang banyak haruslah diberikan, namun hal ini sulit dipraktekkan untuk kebakaran besar dan untuk alasan itu air dan busa digunakan sebagai metode pemisahan uap minyak dari oksigen.

Cairan Mudah Menyala/Terbakar
Suatu material diklasifikasikan sebagai mudah menyala atau terbakar tergantung pada titik nyalanya. Cairan mudah menyala adalah cairan yang mempunyai titik nyala < 37,8 °C. Cairan mudah terbakar adalah cairan yang titik nyalanya 37,8° C atau lebih. Bensin atau premium adalah cairan mudah menyala yang kerosine adalah cairan mudah terbakar.

Faktor-Faktor Yang Menentukan Tindakan Emergency
Pada penanganan setiap jenis keadaan darurat dalam hal cairan kimia tumpah atau pipa pecah sudah tentu faktor-faktor dibawah ini hams dipertimbangkan sebelum tindakan yang cepat dilakukan.
- Cairan kimia yang tumpah harus diindentifikasikan.
- Bahaya racunnya harus diketahui. Berapa TLV nya?
- Titik nyala dan temperatur ambient harus dibandingkan, apakah temperatur ambient lebih besar daripada titik nyala? Apakah uap mudah menyala sudah menyebar?
- Batas daerah mudah menyala. Apakah kecil atau meluas?
- Hal ini menyangkut resiko penyalaan sendiri bila daerah tumpahannya meluas
- Relative Density. Apakah nilainya lebih besar atau lebih kecil?
- Pencampuran dengan air. Apakah cairan kimia larut atau tidak larut dengan air atau apakah bereaksi dengan air?
- Uap reiative density. Apakah nilai relative densitynya lebih besar atau lebih kecil dari 1. jika lebih besar dan 1 uapnya akan terlihat atau lebih rendah dari permukaan.
- Apakah ada sumber penyalaan?
- Temperatur dari penyalaan sendiri (korek api, loncatan bunga api) biasanya terjadi bila temperatur lebih besar dari 800°C. Temperatur penyalaan dan kebanyakan cairan kimia di bawah 540°C
- Perhatikan arah angin dan kelembaban dan sebagainya.

Lampiran-lampiran bahaya-bahaya cairan kimia
Contoh dari daftar data-data bahaya dan diagram penyalaan terlampir, untuk informasi lebih jauh, lihat petunjuk-petunjuk dan penuntun keselamatan.

Vapour density
Vapour density is expressed relative to the density of air, as heavier or lighter. Most chemical cargo vapours are heavier than air. Caution must therefore be exercised during cargo operations, as vapour concentrations are likely to occur at deck level or in lower parts of cargo pumprooms.

Solubility
Solubility is expressed in different ways: either as a simple yes or no, as slight, or as a percentage, but always in relation to water. Solubility is temperature dependant. A cargo with low solubility will form a layer above or below a water layer depending on its specific gravity. Most non-soluble chemicals are lighter than water and will float on top but some others, such as chlorinated solvents, are heavier and will sink to the bottom. Chemicals that are heavier than water can cause a safety risk in pumprooms when the overlying water is disturbed, and in drip trays. Kven in cargo tanks they may be trapped under water in pump wells, and pose a danger even after the tank atmosphere is tested and found safe for entry.

Electrostatic charging
Certain cargoes are known as static accumulators, and become electrostatically charged when handled. They can accumulate enough charge to release a spark that could ignite a flammable tank atmosphere. The precautions necessaiy to prevent ignition from electrostatic charging are contained in Chapter 5, and a description of the phenomenon itself is given in Appendix D.

Viscosity
The viscosity of a cargo determines how easy it is to pump, and the amount of residue that will be left after unloading. Viscosity is related to temperature and, in general, a substance will become less viscous at higher temperatures, but note that certain cargoes (such as luboil additives) show increased viscosity when heated. IMO standards define high and low viscosity substances, and require cargo tanks that have contained substances with a high viscosity to be pre-washed and the washings discharged to shore reception facilities.


Data diatas merupakan sebagian ketikan ulang format MS. Word dari Modul ACT Politeknik Pelayaran Format MS. Word (BAB III). Untuk lengkapnya dapat di download pada link dibawah ini:

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »